Radarmalut.com – Pasar Central Bisnis District (CBD) Morotai, Maluku Utara, sepi bak kuburan. Hal ini terpaksa membuat sejumlah pedagang harus meninggalkan mata pencaharian tersebut karena dagangan mereka berupa bawang, rica dan tomat (Barito) membusuk.

Lapak-lapak yang berada di dalam kawasan CBD nampak terbengkalai. Tak hanya itu, puluhan rumah toko (Ruko) berjejeran di pasar pun tidak ditempati lagi oleh pedagang. Suasana kini sangat berbeda dengan empat tahun belakangan.

Informasi yang dihimpun radarmalut, para pedagang mengatakan, sepinya pelanggan membuat omzet mereka turun drastis. Pasalnya, turun hingga 50 persen, bahkan ada juga yang mengaku penjualan drop 100 persen, sehingga tak lagi berjualan.

Kausar, salah satu pedagang yang berasal dari Desa Nakamura, mengaku kini hampir tidak ada pembeli setiap harinya. Kondisi tersebut membuatnya pasrah, sebab rutinitas pembayaran pinjaman di koperasi untuk modal harus disetor.

“Sudah beberapa hari ini tidak laku sama sekali, dagangan sampai busuk. Untuk bayar pinjaman ke koperasi pun saya tidak bisa,” ujarnya dengan wajah lesu, Kamis (9/10/2025). Ia menambahkan, setiap hari masih harus menempuh perjalanan pulang-pergi dengan biaya transportasi mencapai Rp 100 ribu.

Keluhan serupa disampaikan oleh Nuriyati, pedagang asal Desa Joubela yang juga berjualan di lapak Barito. Nuriyati menyebut, sepinya pembeli membuat banyak barang dagangannya rusak. Ia meminta pemerintah daerah memperhatikan nasib mereka.

“Kami berharap Pak Bupati dan Wakil Bupati bisa menertibkan pedagang Barito yang berjualan di emperan jalan di pusat Kota Daruba, supaya pembeli bisa kembali datang ke pasar,” tandasnya.

Sementara, kondisi 44 lapak Barito di CBD berantakan tidak ada pedagang sama sekali dan 30 ruko yang mula ditempati pun sudah tutup. Terlihat beberapa pedagang beraktivitas di depan pasar, sedangkan pengunjung toko pakaian hanya kurang dari 10 orang.

***

Haerudin Muhammad
Editor
Mirsa Saibi
Reporter