Radarmalut.com – Aksi unjuk rasa mahasiswa dari sejumlah organisasi di Pulau Morotai, Maluku Utara, Rabu (24/9/2025) pagi, berujung rusuh. Salah satu massa diduga dihantam dengan pentungan oleh anggota kepolisian sehingga mengakibatkan kepalanya dijahit sebanyak lima jahitan.

Korban yang bernama Sukardi merupakan anggota Solidaritas Aksi Mahasiwa Untuk Rakyat Indonesia (Samurai). Menanggapi hal tersebut, Koordinator Presidium Samurai Maluku Utara, Karama Apsono meminta Kapolda agar memberikan sanksi berupa pemecatan kepada anggota yang memukul Sukardi.

Apabila tuntutan mereka tidak ditindaklanjuti maka mengancam bakal menggelar aksi di Markas Polda Maluku Utara di Sofifi. Selain itu, Kapolres Pulau Morotai AKBP Dedi Wijayanto dianggap harus bertanggung jawab atas tindakan anggotanya, karena melanggar Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 7 Tahun 2012.

Namun, perwira menengah ini saat diminta keterangan terkait anggotanya yang disinyalir bertindak represif terhadap massa aksi dan bahkan satu di antaranya mengalami luka sobekan di kepala karena dipukul menggunakan pentungan, memilih untuk hemat berbicara dengan mengatakan dalam proses penyelidikan.

“Untuk saat ini, Polres Pulau Morotai telah melakukan mediasi, menerima pengaduan dari korban, dan dalam proses penyelidikan,” katanya saat ditemui di Polres Pulau Morotai, Senin (29/9/2025).

Sebelumnya, kericuhan tersebut disebabkan massa memaksa masuk untuk bertemu dengan Bupati Pulau Morotai Rusli Sibua, namun terjadi saling dorong dan berakhir kejar-kejaran antara pihak keamaan dan massa. Sukardi adalah korban yang dihantam menggunakan pentungan oleh polisi.

“Tiba-tiba beberapa oknum polisi mengejar massa aksi dan berpapasan dengan saya kemudian langsung dipukul pakai pantungan tepat di kepala,” jelasnya.

Sukardi diketahui mengalami rabun mata. Kondisi itu membuatnya tidak sempat menyelamatkan diri saat terjadi kericuhan antara massa aksi dan aparat kepolisian. Luka bagian kepalanya dijahit dokter di Puskesmas sebanyak lima jahitan.

***

Haerudin Muhammad
Editor
Mirsa Saibi
Reporter