Radarmalut.com – Tiga bulan berlalu sejak angin puting beliung menerjang Desa Wosi, Kecamatan Gane Timur, Halmahera Selatan, pada Sabtu (14/6/2025) sore. Peristiwa yang berlangsung sekitar satu setengah jam itu disertai hujan deras sehingga menyebabkan lima rumah warga rusak.
“Ada lima rumah warga yang rusak ringan dan berat, serta atap gedung Puskesmas Pembantu lepas akibat tertiup angin kencang,” tutur Acan, salah satu warga Wosi pada saat itu.
Seorang korban, Kamil, mengungkapkan ia bersama dua warga lain hanya sekali menerima bantuan logistik pasca bencana dan juga tidak mengetahui pasti apakah dua korban dengan rumah rusak ringan turut mendapatkan bantuan serupa.
“Beras 15 kilo satu karung, mie instan satu dus, minyak goreng bimoli dua kilo, kemasan teh celup dua pack, gula pasir satu kilo untuk tiga orang korban. Saya, Sahril, dan Riko. Kalau mereka berdua saya tidak tahu, karena waktu penyerahan cuma kami bertiga,” ujarnya ketika dihubungi, Jumat (19/9/2025).
Menurutnya, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Selatan sempat mendata korban dengan memfoto kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP). Tapi, hingga kini belum ada kejelasan mengenai tindak lanjut bantuan.
“Mereka foto KK dan KTP untuk proses bantuan, entah bantuan apa. Sampai sekarang tidak ada informasi dari mereka, baik kepala desa maupun camat,” katanya.
Sementara Kepala Bidang Darurat dan Logistik BPBD Sudarto Abdul Wahab mengatakan, telah melakukan pendataan dan menyalurkan bantuan logistik kepada warga terdampak puting beliung di Desa Wosi. Hal ini sebagai langkah awal memenuhi kebutuhan warga yang mengungsi di rumah kerabat.
“Kejadian itu bertepatan waktu kami ke Pulau Obi meninjau kondisi warga terdampak banjir. Besoknya, tim kami menuju Wosi untuk melakukan investigasi kerusakan rumah sekaligus penyerahan bantuan logistik,” jelasnya.
Menurut Sudarto, penyaluran bantuan logistik ini sejalan dengan perintah Bupati Bassam Kasuba. Pihaknya sudah mengusulkan agar korban terdampak bencana puting beliung tahun ini dapat menerima bantuan berupa uang tunai untuk perbaikan rumah.
“Sebenarnya bukan pembangunan baru, tapi lebih tepatnya perbaikan rumah, dan itu sudah kami usulkan. Tergantung prosesnya, karena permintaan anggaran darurat banyak yang masuk. Insyaallah tahun ini,” bebernya.
Bantuan nantinya bersumber dari anggaran Biaya Tidak Terduga (BTT) dengan nilai yang bervariasi, mulai dari Rp 25 juta hingga Rp 50 juta per rumah, tergantung kondisi masing-masing.
“Kita berikan uang tunai, sementara pembangunan rumah dikembalikan ke warga terdampak. Dana tersedia di BTT, tapi disesuaikan karena pemerintah daerah tengah efisiensi anggaran,” tandasnya.
Selain rumah warga, Sudarto menyebut atap Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Wosi juga mengalami kerusakan ringan. Namun, belum mengonfirmasi hal itu ke Dinas Kesehatan Halmahera Selatan sebab ranah tanggung jawabnya berbeda.
“Jangan sampai diklaim sebagai sabotase pekerjaan orang,” cetusnya.
Saat ditanya jumlah pasti rumah yang terdampak, Sudarso mengaku perlu memeriksa kembali datanya. “Nanti saya cek dulu ya, jangan sampai saya keliru,” pungkasnya.
***
