Radarmalut.com – Sejumlah warga di Pulau Morotai, Maluku Utara, mengeluhkan sulitnya memperoleh obat antibiotik, seperti ampicilin dan amoxicillin, baik di apotek maupun rumah sakit. Kendala ini diperparah dengan aturan yang mewajibkan pembelian antibiotik harus disertai resep dokter.

Warga Desa Gotalamo, Anuwar Yunus (50), mengungkapkan untuk mendapatkan resep tersebut mereka harus pergi ke RSUD Ir. Soekarno Morotai dengan biaya transportasi yang tidak sedikit. Sebab, jaraknya lumayan jauh dari rumah.

“Kalau naik bentor, pulang-pergi biayanya bisa sampai Rp100 ribu. Kalau pakai motor sendiri, tetap butuh satu liter bensin. Belum lagi harga obatnya, bisa habis lebih dari seratus ribu hanya untuk satu strip,” ujarnya, Kamis (14/8/2025).

Keluhan serupa disampaikan Sanawiya Paturo (60), warga Gotalamo, yang pernah mengalami sakit perut pada malam hari saat stok obat di rumahnya habis. Ia terpaksa menahan rasa sakit dengan mengoleskan minyak alternatif yang dipercaya khasiat.

“Saya terpaksa menunggu sampai besok karena tidak ada apotek yang buka malam itu. Sambil menahan sakit, saya menggosok perut dengan minyak tanah supaya agak reda. Kalau tidak begitu, entah apa yang terjadi,” tuturnya.

Menurutnya, beberapa hari sebelumnya sempat mencari antibiotik di apotek, namun ditolak karena stok habis. Ia terpaksa mencari ke apotek lain yang jaraknya cukup jauh, atau menunggu berhari-hari hingga stok kembali tersedia.

Situasi semakin sulit ketika pasien sudah memiliki resep dokter, tetapi rumah sakit maupun apotek tidak memiliki persediaan obat. “Kalau begini, mau tidak mau harus menunggu sampai besok, dan itu pun belum tentu stoknya ada,” kata seorang warga lainnya.

Ia menilai kondisi ini mencerminkan kurangnya perhatian Dinas Kesehatan Pulau Morotai terhadap ketersediaan obat bagi masyarakat. “Kami rasa ini bukan sekadar masalah stok, tapi masalah keseriusan. Kalau Kepala Dinas Kesehatan benar-benar peduli, persoalan obat ini seharusnya sudah diatasi sejak lama,” sambungnya.

Masyarakat berharap pemerintah daerah dan pihak terkait segera mengambil langkah konkret untuk memperlancar distribusi obat, khususnya antibiotik, agar kebutuhan warga dapat terpenuhi dengan cepat dan terjangkau.

***

Haerudin Muhammad
Editor
Mirsa Saibi
Reporter