Radarmalut.com – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispersip) Kota Ternate menghadirkan semangat baru dengan menggelar lomba pembuatan konten video literasi. Sebanyak lima puluh peserta, mulai dari pelajar, mahasiswa, hingga masyarakat umum yang ikut dalam ajang kompetisi tersebut.

Setiap peserta diberi kebebasan mengekspresikan gagasan mereka tentang literasi dalam bentuk video. Visualisasi diambil di lingkungan Dispersip, kemudian diunggah ke kanal YouTube masing-masing. Selanjutnya, tim juri yang telah ditunjuk melakukan penilaian secara transparan.

Semuanya dilakukan dengan mempertimbangkan aspek kreativitas, pesan literasi, serta kemampuan peserta mengaitkan dunia digital dengan nilai-nilai membaca. Dari puluhan karya yang masuk, tiga peserta berhasil meraih juara utama, sementara tujuh lainnya dinobatkan sebagai pemenang favorit.

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ternate, Safiah M. Nur menjelaskan, lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi juga upaya untuk memperkenalkan kembali perpustakaan sebagai ruang belajar yang hidup di era digital.

“Ini sifatnya untuk mempromosikan perpustakaan itu sendiri. Kami ingin mengajak peserta untuk kreatif dalam penggunaan teknologi digital, agar mereka melihat sisi positifnya,” katanya kepada radarmalut, Selasa (11/11/2025).

Menurutnya, pembuatan video literasi menjadi sarana efektif menggabungkan dunia baca dengan dunia digital. Setiap konten, kata Fatiah, harus berangkat dari referensi bacaan, baik dari buku maupun sumber dari internet.

Safiah menuturkan, lomba semacam ini rutin digelar setiap tahun. Secara nasional, kegiatan ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Gemar Membaca. Namun tahun ini, pelaksanaannya di Ternate digelar pada tahap kedua karena keterlambatan informasi.

“Secara tidak langsung, mereka sudah kami ajak untuk membaca. Kami berharap peserta yang ikut lomba ini tetap datang kapan pun, membaca dan berdiskusi di sini,” tandasnya.

Sementara, Nurul Qamariah (22), peraih juara pertama, mengatakan kegiatan ini memberi pengalaman berharga baginya. Sehingga lomba serupa terus digelar untuk memicu munculnya kreativitas anak muda secara khususnya.

“Kegiatannya sangat luar biasa dan keren. Lomba seperti ini perlu sering diadakan supaya generasi muda lebih melek literasi dan semangat memperbaiki masa depan,” tuturnya.

Nurul juga mengaku sering berkunjung ke perpustakaan dan bahkan memiliki sudut favorit untuk membaca. Keramahan petugas dan kenyamanan ruang baca menjadi nilai tambah tersendiri. Ia berharap ke depan fasilitas seperti musala dan ruang belajar tambahan dapat disediakan agar pengunjung semakin betah.

***

Haerudin Muhammad
Editor