Radarmalut.com – Pemkot Ternate patut diacungi jempol, karena mempunyai program yang melibatkan langsung para siswa untuk mengembangkan kreativitasnya lewat membaca. Sebanyak 50 siswa dari berbagai sekolah turut menjadi peserta untuk resensi buku.
Lomba tersebut dilaksanakan di lobby Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Ternate, Selasa (28/10/2025), dengan tajuk ‘Melalui Resensi Buku Berbasis Koleksi Perpustakaan Kita Jelajahi Dunia Tanpa Batas‘. Pemateri sekaligus tim juri, yakni Dr. Herman Oesman, Helmi Yunus dan Nuraini Ahmad.
Puluhan siswa itu terdiri dari 25 SMP dan 25 tingkat SMA. Hasil resensi buku setiap siswa diserahkan kepada tim juri untuk dinilai dan tulisan yang dianggap layak akan dibukukan serta menjadi bahan koleksi di perpustakaan dan kearsipan.
Kepala Dispersip Kota Ternate, Safia M. Nur mengatakan, lomba yang digagas bertujuan untuk mendorong pelajarĀ agar lebih memanfaatkan koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah. Selain itu, menjadi sarana mengasah kemampuan analisis dan kreativitas peserta dalam mengemas informasi dari buku yang dibaca.
“Kami berharap perpustakaan dijadikan sebagai pusat mencari ilmu pengetahuan. Karena secara nasional, tingkat minat baca berada di urutan kedua dari bawah,” ujar Safia saat ditemui di ruangan kerjanya.
Meski secara nasional minat baca masih rendah, Safia menyebut tingkat minat baca di Kota Ternate tergolong cukup baik, yakni mencapai 68 persen. Angka tersebut dinilai sebagai modal penting untuk terus membangun kebiasaan literasi di masyarakat, terutama di kalangan generasi muda.
“Melalui lomba ini kami ingin menumbuhkan budaya menulis di kalangan siswa. Karena kalau ingin menulis, tentu harus membaca. Referensi sudah tersedia di perpustakaan, tinggal diasah bagaimana hasil bacaan itu dapat dituangkan kembali dalam bentuk tulisan,” paparnya.
Safia mengemukakan, peserta diberikan kebebasan untuk memilih buku apa pun dari koleksi perpustakaan sebagai bahan resensi. Semua hasil karya nantinya akan dinilai oleh tim juri, dan resensi terbaik akan dibukukan menjadi koleksi referensi baru di perpustakaan.
“Kami ingin karya para siswa ini tidak hanya berhenti di lomba, tetapi juga menjadi referensi bagi pengunjung perpustakaan lainnya,” bebernya.
Selain menjadi ajang peningkatan literasi, kegiatan ini juga memberikan penghargaan bagi peserta terbaik berupa uang tunai, piagam, dan piala. “Mereka memang masih pemula, tetapi kami berharap ke depan kemampuan membaca dan menulis semakin meningkat,” pungkasnya.
***

 
											 
						 
						 
						 
						 
						