Radarmalut.com – Aktivitas Gunung Dukono di Halmahera Utara, Maluku Utara, terus menunjukkan peningkatan. Sepanjang Jumat (18/7/2025) telah tercatat 219 kali letusan disertai lontaran asap putih hingga kelabu setinggi 500-1.200 meter dari puncak kawah.

Letusan ini berdampak luas, sehingga abu vulkanik terbawa angin ke arah timur laut mencapai Pulau Morotai sekitar 90 kilometer dari titik awal. Abu juga terdeteksi di Kota Tobelo dan wilayah selatan Morotai yang berhadapan langsung dengan Halmahera.

Kondisi ini menyebabkan penurunan kualitas udara dan mengganggu aktivitas warga. Danu, warga Morotai, mengatakan abu valkanik sangat menganggu jarak pandang. Ia kemudian meminta pemerintah mengambil inisiatif membantu membagikan masker.

“Malam ini udara Morotai sangat berdebu. Apalagi saat mengendarai sepeda motor mata terasa perih, kami berharap ada imbauan resmi dan pembagian masker dari pemerintah,” katanya.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Dukono, Bambang Sugiono menjelaskan, letusan dengan abu vulkanik memang terjadi secara periodik dan sebaran abunya sangat tergantung arah serta kecepatan angin.

“Dengan arah angin ke timur, maka sebaran abu sangat mungkin mencapai Pulau Morotai,” ujarnya.

Bambang menyebut kolom abu teramati mencapai ±1.000 meter pada puncak atau sekitar 2.087 meter di atas permukaan laut, berwarna putih hingga abu-abu dengan intensitas tebal, condong ke arah timur.

“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 27 mm dan durasi 71,02 detik,” ungkapnya.

Menurut laporan Pos Pengamatan Gunung Dukono, letusan terjadi sepanjang 18 Juli 2025, pukul 00.00–24.00 WIT. Gunung Dukono (1.087 mdpl) saat ini berstatus Level II atau waspada.

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan masyarakat agar tidak beraktivitas dalam radius 4 km dari kawah Malupang Warirang. Cuaca saat pengamatan dilaporkan cerah serta berawan, dengan suhu udara 25–30°C, kelembaban 61–64%, dan angin lemah ke arah timur.

***

Haerudin Muhammad
Editor