Radarmalut.com – Bassam Kasuba diundang untuk menjadi salah satu pembicara di forum national inception workshop di Jawa Barat dalam proyek Global Environmental Facility (GEF) ke-7. Agenda itu lebih fokus membahas hasil komoditi unggulan pertanian dan perkebunan.
“Kami dengan mengikuti proyek ini mudah-mudahan pemerintah pusat bisa lebih memperhatikan program unggulan pertanian dan perkebunan yang ada di wilayah kami, dengan harapan agar bisa menghadirkan industri pengelohan,” kata Bupati Halmahera Selatan, Bassam Kasuba, Rabu (7/8/2024).
Diketahui, kegiatan yang berlangsung tanggal 6-7 Agustus 2024 ini, Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian secara resmi mengudang perwakilan Maluku Utara pada forum GEF ke-7 yang digelar di salah satu hotel di Kota Bogor, Jawa Barat
Tujuan dilakukan National Inception Workshop itu pada pokoknya saling koordinasi, bersinergi, sosialisasi dan paling penting ialah memberi masukan maupun mendapat dukungan antar sesama. Komoditi yang jadi fokus pembahasan, yakni padi, talas, ubi, cengkih dan pala dan yang lainnya.
“Tentu ini menjadi kesempatan kami pemerintah daerah Halmahera Selatan untuk hadir dalam diskusi agenda GEF ke-7 ini. Banyak memberikan hal-hal positif terhadap perkembangan pertanian dan perkebunan,” tuturnya.
Bassam menjelaskan, di Halmahera Selatan memiliki 30 kecamatan dan 249 desa. Memiliki luas wilayah 40 kilo meter persegi yang kemudian secara kawasan lebih basar laut, yakni 78% dan 22% daratan, sehingga menjadi salah satu tantangan menjalankan program pertanian.
Lebih lanjut, dikatakannya bahwa strategi pemerintah daerah dalam pengembangan perkebunan melalui program dan kegiatan pada kurun waktu tiga tahun terakhir ini ada beberapa program yang telah dijalankan.
“Pengadaan bibit tanam pala dan cengkih dari tahun 2021 sampai sekarang sebanyak 167.475 yang diberikan kepada 87 kelompok, pengandalian organisme penggangu tanaman berupa obat-obatan sebanyak 1.600 botol dan penyedia sarana perkebunan jalan produksi 62 kelompok,” paparnya.
Bassam menyampaikan daerah yang dipimpinnya dikenal dengan kawasan industri pengolahan nikel di Pulau Obi, maka menjadi tantang karena sebelumnya pendapatan pertumbuhan ekonomi masyarakat adalah hasil pertanian kini beralih ke industri.
***
Tinggalkan Balasan