Radarmalut.com – Anggota , Junaidi Abusama menyoroti cara PT Harita Group merekrut tenaga kerja lokal. Pasalnya, hanya mereka yang memiliki skill bisa lolos dalam verifikasi berkas sehingga dampaknya banyak pengangguran di wilayah lingkar .

“Mengukur tingkat pengagguran terbuka di Halmahera Selatan cukup banyak yang tak mempunyai pekerjaan. harus memiliki akurasi data serapan tenaga kerja baik lokal maupun tenaga kerja asing,” katanya, Rabu (16/4/2025).

Selain data penyerapan tenaga kerja, anggota DPRD PKB ini juga menyebut mekanisme perekrutan tenaga kerja dipakai oleh PT Harita Group hanya memperuntukkan kepada calon pekerja yang menyandang keahlian tertentu. Akibatnya, mengesampingkan pekerja non skill.

Lebih lanjut, menurutnya, mestinya pihak PT Harita Group harus berkaca ke PT IWIP di Kabupaten dalam hal rekrutmen tenaga kerja yang tidak melulu soal pekerja skill, tetapi calon buruh non skill juga direkrut.

“Rekrutmen tenaga kerja PT Harita Group harus bercermin ke PT IWIP. Kenapa rekrutmen tenaga kerja hanya diperuntukkan untuk yang memiliki skil. Kalau di IWIP, tenaga non skil juga direkrut setelah masuk baru kemudian di kasih training dan memiliki sertifikat yang bisa digunakan di perusahaan mana saja,” ungkapnya.

Junaidi menjelaskan, menjadi tugas berkoordinasi dengan pihak PT Harita untuk bekerja sama dalam menyediakan tempat untuk melatih para calon pekerja. Sehingga jangan sampai ada putra daerah Utara merasa dikesampingkan akibat dari pilih-pilih pekerja.

“Pemerintah agar mendorong persoalan ini ke pihak PT Harita, jika balai latihan kerja (BLK) dari kementerian tenaga kerja belum ada di Halmahera Selatan, minimalnya PT Harita mampu menyediakan itu karena merupakan perusahaan dengan produksi fero nickel terbesar di dunia,” tandasnya.

***

Haerudin Muhammad
Editor
Radar Malut
Reporter