Radarmalut.com – Kontestasi yang demokratis diinginkan publik justru melenceng jauh. Bagaimana tidak, belum lama ini ada pihak tertentu diduga terlibat merekayasa hasil survei elektabilitas empat pasangan calon Wali Kota Ternate, dengan mencatut logo KompasData.
Hal ini kemudian mendapat kecaman keras dari Harian Kompas sebagai pemilik lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang) tersebut. Mereka menyebut hasil survei diterbitkan di sejumlah media online itu adalah hoaks, karena tidak ada program survei Pilkada di Ternate, Maluku Utara.
Data survei yang sudah tersebar menyasar 1.200 responden dan margin of eror 4% serta tingkat kepercayaan 95% dari total DPT Kota Ternate 141.326 jiwa. Elektabilitas pasangan calon Syahril Abdurradjak-Makmur Gamgulu tertinggi dibandingkan yang lain, bahkan petahana sekalipun.
Sementara, Erwin Umar-Zulkifli Umar berada diperingkat ketiga disusul Santrani Abusama-Bustamin Abdul Latif. Radarmalutcom menanyakan beberapa orang dekat ketiga pasangan calon Wali Kota Ternate dan secara kompak menjawab tidak mendapatkan salinan survei.
“Kami tidak dapat,” kata mereka saat dikonfirmasi, Senin (7/10/2024). Namun berbeda halnya dengan pasangan nomor urut 4. Syahril mengakui telah mengantongi hasil survei dan merasa sangat bangga atas capaian yang luar biasa itu.
“Hasil survei dari semua lembaga survei memang sudah saya terima dan semua dengan reputasi baik, kredibel dan seringkali menjadi acuan untuk kami, namun ini tidak menjadikan kami berpuas diri,” ujarnya seperti dilansir dari swaramalutcom.
Ini artinya, hanya satu pasangan calon diuntungkan dalam survei. Pasalnya, demi mendapatkan simpati publik Kota Ternate maka cara-cara yang tidak semestinya pun dilakukan. Harian Kompas menelusuri pihak-pihak mengatasnamakan KompasData untuk mendongkrak elektabilitas tersebut.
“Kami masih menelusuri pencatutan logo KompasData,” tulis dalam flyer KompasData dan disebarkan seluruh platformnya. Peneliti Politik Litbang KompasData, Yohan Wahyu juga membenarkan bahwa internalnya saat ini akan memantau lebih jauh.
“Konten yang menyebutkan itu hoaks. Sudah ditangani tim hukum Kompas,” katanya kepada radarmalutcom, Sabtu (5/10/2024). Ia lalu meminta untuk menghubungi tim hukum yang dimaksud lewat saluran email.
Klik di halaman selanjutnya…
Tinggalkan Balasan