Radarmalut.com – Undangan sebagai pembicara dalam yang digelar oleh dan Komunitas Penulis () ke PT Harita Nickel tak digubris. Pihak penyelenggara menduga perusahaan tidak memiliki referensi memadai terkait sub tema yang disodorkan.

Diskusi yang menghadirkan sejumlah pembicara tersebut mengangkat tema ‘Tambang Dalam Diskursus Media‘ adalah bagian dari memperingati Hari Pers Nasional (HPN) yang dilaksanakan di Fatima Coffe, Labuha pada Selasa (11/2) kemarin.

Kepala Bagian Humas PT Harita Nickel Muchtar Sindang diundang untuk menjelaskan soal dampak tambang terhadap kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, diabaikan atau tak hadir tanpa ada keterangan resmi dari perusahaan yang berlokasi di , itu.

“Iyah, tidak bisa hadir tanpa alasan. Kami kira mungkin mereka belum siap dalam diskusi-diskusi soal isu pertambangan,” kata Koordinator Warkop Halmahera Selatan, Amrul Doturu ketika dihubungi lewat sambungan aplikasi tukar pesan, Kamis (13/2/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Wartawan Senior, Mahmud Ici menjelaskan persoalan tambang dan problem lainnya penting membutuhkan peran media untuk mengabarkan kepada publik lewat yang utuh dan .

“Tidak hanya soal isu tambang, tetapi semua isu yang berhubungan dengan kepentingan publik, disitulah media berada,” jelasnya.

Ici menyampaikan wilayah Maluku Utara didominasi pulau-pulau, dengan luas wilayah 145.801,10 kilometer. Sementara, 113.796,53 kilometer itu adalah laut dan daratan hanya sedikit, yaitu 32.004,57.

“Tapi pertanyaannya, kenapa pemerintah dan negara ini menempatkan isu daratan sangat kuat, dan sekarang daerah kita tidak berfokus pada isu laut namun pada isu daratan,” ujar eks Ketua Aliansi Jurnalis Indenpenden () Ternate ini.

“Padahal kita paham bahwa wilayah yang daerahnya pulau-pulau tentu memiliki impek yang sangat kuat jika itu dibongkar dan dirusak. Ketika isu tambang semakin meningkat tajam adanya peningkatan -izin dan eksploitasi begitu masif akan berdampak secara luas,” tambahnya.

Haerudin Muhammad
Editor
Radar Malut
Reporter