Radarmalut.com – Dua BBM bersubsidi di Pulau Makian, Halmahera Selatan memakai gedung pasar ikan milik pemerintah daerah untuk menimbun minyak tanah. Praktek tidak patut itu sudah berlangsung bertahun-tahun semenjak awal beroperasi.

Bahkan setiap pangkalan yang seharusnya cukup 5 ton per bulannya, meningkat menjadi puluhan. Masalah lainnya, sesuai harga eceran tertinggi () sebesar Rp 6000 ke masyarakat, nyatanya justru tidak demikian.

Keduanya, yakni dan Munjia. Eksisnya pangkalan pun diduga dibeking oleh oknum aparat kepolisian, yang kini bertugas di Maluku Utara dan . Disinyalir nama-nama yang tertera di dalam dokumen hanya untuk mengelabuhi publik.

Tak hanya itu, satu Halmahera Selatan dari daerah pemilihan Makian-Kayoa dan Kepala Bidang Disperindag setempat juga mendapatkan feeĀ dari aktivitas pangkalan tersebut. Mereka membantu memperlancar seluruh pengurusan yang dibutuhkan.

Agen minyak tanah PT Mitamal Utara membawahi pangkalan BBM di Pulau Makian juga ikut serta menyuplai tidak berdasarkan ketentuan. Diketahui, perusahaan tender ini juga belum memiliki kantor perwakilan di Halmahera Selatan.

Salah satu warga Pulau Makian, berinisial RT mengatakan, tak tanggung-tanggung dua pangkalan terkesan memonopoli penyaluran minyak tanah ke masyarakat, karena leluasa dengan latar belakang yang dimiliki.

“Distribusi BBM oleh PT Mitamal Utara tidak merata. Pangkalan Pobar Mandiri diduga milik oknum polisi mempunyai kuota 30 ton, namun aturan mainnya cukup setiap pangkalan cuma 5 ton dan fasilitas yang dipakai adalah gedung pemerintah,” katanya, Minggu (2/2/2025).

Ia mengungkapkan, sejumlah pangkalan serupa dibatalkan izinnya oleh pihak Disperindag tanpa ada pemberitahuan lebih dulu. Jatah minyak tanah yang awalnya dikelola dialihkan ke Pobar Mandiri sehingga totalnya 30 ton dan Munjia menjadi 10 ton.

“Dalam SK , nama-nama pangkalan yang terdaftar di Disperindag tapi ada oknum ASN yang membatalkan tanpa disertai pemberitahuan. Ada dua pangkalan yang izinnya masih aktif, hanya saja tidak beroperasi dan jatahnya kemungkinan dialihkan ke Pobar Mandiri dan Munjia,” ungkapnya.

Tim Radar
Editor
Radar Malut
Reporter