Radarmalut.com – Intruksi pemerintah pusat untuk penghematan keuangan daerah tidak berlaku di Pemerintah Daerah (Pemda) Halmahera Timur, Maluku Utara. Buktinya, tak ragu-ragu APBD 2025 sebesar miliaran rupiah dikuras membiayai kerjasama publikasi beberapa media.
Anggaran yang melekat pada Bagian Administrasi Umum dan Protokoler, dengan nomor Rencana Umum Pengadaan (RUP) 39324544 dan nama paket belanja anggaran jurnal, surat kabar serta majalah. Sementara alokasi pekerjaannya dikhususkan kepada kontrak kerjasama media.
Metode pencairan anggaran kontrak media menggunakan pembayaran langsung sebanyak 20 kali. Namun, terdapat dua di antaranya bernilai sangat fantastis, yakni Rp 2,5 miliar-800 juta dan selebihnya dibawah dari 300-an juta, sehingga totalnya Rp 7.775.840.000.
Penggunaan keuangan daerah tersebut tidak dijelaskan secara rinci berapa jumlah media akan dikontrak. Karena dari informasi dihimpun radarmalut, hanya 15 wartawan yang aktif melakukan peliputan di lingkup pemerintahan Kabupaten Halmahera Timur.
Hanya saja, dari belasan itu cuman ada enam sampai delapan media masuk dalam kontrak kerjasama publikasi berita-berita Pemda. Hal ini disinyalir adanya praktek penyalahgunaan keuangan untuk kepentingan personal sejumlah pejabat di internal pemerintahan.
Sekretaris Daerah Halmahera Timur, Ricky Chairul Richfat adalah orang yang mengevaluasi dan merumuskan progam pemerintah. Sehingga ia sangat mengetahui pasti keluar masuknya keuangan daerah, sama halnya dengan anggaran Rp 7,7 miliar, itu.
Padahal masih banyak sektor mesti diperhatikan Pemda, misalnya pendidikan, kesehatan dan lingkungan. Sebab, angka kemiskinan Halmahera Timur menduduki urutan pertama di Maluku Utara pada 2022, presentasenya 13,00 persen, disusul Halmahera Tengah dan Halmahera Selatan.
Halmahera Timur dibawah kepemimpinan Ubaid Yakub, kurun waktu 2023-2024 penduduk miskinnya mencapai angka 11,91 hingga 12,47 persen. Garis kemiskinan per kapita dalam per bulannya pada 2022-2024 berkisar Rp 624.983 sampai Rp 655.936, dengan jumlah penduduk 99.224 jiwa.
***