Radarmalut.com – Survei gadungan Pemilihan Wali Kota (Pilwako) , , makin terang menguatkan bahwa ada keterlibatan kandidat untuk mendongkrak . Padahal, seyogianya masyarakat diberi contoh berbasis edukasi, bukan sebaliknya.

Nama Syahril Abdurradjak dan Makmur Gamgulu mencuat dugaan ikut serta menjadi aktor dibalik dari rilis hasil survei pekan kemarin, karena hanya mereka yang menerima salinan tersebut. Meski demikian, keduanya mengumbar pendapat tak sejalan.

“Hasil survei dari semua lembaga survei memang sudah saya terima dan semua dengan reputasi baik, kredibel dan seringkali menjadi acuan untuk kami, namun ini tidak menjadikan kami berpuas diri,” kata Syahril kepada belum lama ini.

Calon Wakil Wali Kota Ternate nomor urut 4, Makmur Gamgulu menyebut, tak mengetahui ihwal soal rilis survei yang mencatut logo KomapasData itu. Kendati dalam pengakuan Syahril semua data survei sudah dikantongi, sehingga dijadikan acuan dalam menyongsong Pilwako.

“Ya, itu yang saya suruh cari tahu. Minta polisi atau pihak berwajib yang telusuri, jangan nama kita dibawa-bawa, padahal kita sendiri tidak tahu,” ujarnya ketika dikonfirmasi, Selasa (8/10/2024) malam.

Menanggapi pencatutan logo, Libtang lewat tim hukumnya bakal menyambangi Direktorat Reserse Khusus (Ditreskrimsus) untuk melaporkan pihak yang mengatasnamakan lembaga riset mereka.

Kini, Bidang Data dan Information Development Harian Kompas, Desi Permatasari menyampaikan kasus pencatutan logo lembaga telah ditangani tim hukum. Sebab, sangat merugikan pihaknya dalam melakukan pembohongan terhadap publik.

“Terkait pencatutan logo, telah menindaklanjutinya melalui tim legal korporat Harian Kompas, demikian informasi yang kami sampaikan,” jelas Desi melalui keterangannya, Rabu (09/10/2024).

Senada, Peneliti Litbang KompasData, Yohan Wahyu juga membenarkan bahwa internalnya saat ini akan memantau lebih jauh. “Konten yang menyebutkan itu hoaks. Sudah ditangani tim hukum Kompas,” ungkapnya.

***

Haerudin Muhammad
Editor
Radar Malut
Reporter