Radarmalut.com – PT Anugerah Mining Indonesia (AMI), subkontraktor perusahaan tambang nikel PT Adhita Nikel Indonesia (ANI), kepergok mencuci truk-truk pengangkut ore nikel di Sungai Tewil. Praktik itu sudah berulang kali.
“Dorang (mereka) cuci oto (truk) so ulang kali sampai dengan kemarin tanggal 8 Mei itu,” ujar warga Desa Tewil, Wilson, saat radarmalut mengirimkan foto dan video berdurasi 13 detik pada Sabtu (10/5/2025).
Sungai Tewil terletak di Desa Tewil, Kecamatan Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara. Sungai tersebut bermuara hingga ke pesisir desa.
Di kawasan pesisir terdapat hutan mangrove yang kerap dimanfaatkan warga untuk mencari kepiting dan ikan. Warga khawatir, aktivitas mencuci truk pengangkut ore di sungai membuat biota di muara hingga pesisir pantai berkurang.
“Berpotensi kepiting bakau akan mati, ikan-ikan juga berkurang dan itu menganggu mata pencarian nelayan. Karena pencemaran lingkungan di Sungai Tewil itu so tacampur (bercampur) dengan air laut,” jelas Wilson.
Menurut Wilson, di kawasan pesisir desa kerap dimanfaatkan oleh warga untuk mencari kepiting dan ikan saat cuaca ekstrem melanda wilayah perairan, termasuk untuk mandi.
“Jadi kalau dorang (mereka) sudah cuci oto (truk), torang (kami) warga Tewil so tara (sudah tidak) bisa pakai mandi dan cari ikan dekat-dekat. Karena sungai Tewil dia (mengalir) keluar di kampung tembus pantai, jadi dia punya dampak besar sekali,” jelasnya.
Saat ini, dampaknya telah dirasakan langsung oleh warga. Terutama saat mencari ikan di laut yang jaraknya kian jauh dari bibir pantai.
“(Ikan dan kepiting) so kurang, warga cari ikan yang tadinya cuma di muka (depan) kampung, sekarang so tambah jauh karena pengaruh limbah tanah merah,” katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Desa Tewil, Renyan Malicang mengaku sempat menerima laporan dari warga terkait pencucian truk milik PT AMI di Sungai Tewil pada Maret 2015. “Dua kali laporan yang masuk,” katanya.
“Warga kasih tahu bahwa Pak Kades, itu dorang (mereka) cuci mobil di sungai itu. Saya langsung turun peringatkan, ‘jangan lagi cuci mobil di sungai, ini pencemaran lingkungan. Karena sungai ini keluar pas di kampung, kok bagaimana cuci mobil dalam sungai, tara (tidak) boleh. Mereka bilang, oke siap Pak Kades, kami tidak akan ulangi lagi’,” katanya.