Radarmalut.com – Material berupa dan batu untuk pembangunan Sakit Pratama , Halmahera Selatan diambil dari hasil dugaan tambang ilegal galian C. Praktek tersebut justru disetujui oleh pemerintah desa dan Badan Permusyarawatan Desa (BPD) setempat.

Tanpa mempedulikan dampak yang bakal ditimbulkan dari aktivitas itu. Lokasi galian C yang berada di perbatasan Desa Rabutdaiyo dan Waigitang, sudah mengalami abrasi, akibat pengerukan material di sungai mati dilakukan secara berlebihan.

Kepala Desa Rabutdaiyo, Abdurahman Walanda mengatakan, memang benar adanya aktivitas galian C, yakni pengambilan material di wilayah administrasinya. Namun begitu, sebelumnya sudah ada saling koordinasi dari yang menangani pembangunan rumah sakit.

Lebih lanjut, Abdurahman berdalih diizinkannya pengambilan material di sungai mati merupakan sesuatu yang lumrah karena ada potensi atau retribusi yang masuk ke desa. Hanya saja, hingga kini belum memastikan seberapa banyak meterial yang dibawa ke tempat .

“Saya belum pernah menanyakan izin mereka. Cuman batu saja yang mereka ambil di sini, entah diambil berapa banyak saya juga belum cek. Nanti kebijakan dari mereka itu masuk di potensi desa, yang akan diperuntukan ke masjid,” katanya saat ditemui di Pulau Makian, Kamis (13/2/2025).

Sementara, Udin, Rabutdaiyo, menyebut ia dan warga lainnya kehilangan mata pencaharian sebagai tukang batu, sejak pihak proyek rumah sakit mendapatkan izin dari pemerintah desa untuk melakukan aktivitas galian C di perbatasan desa.

“Sejak pembangunan rumah sakit, kami sudah tidak lagi bakumpul batu di lokasi yang sekarang alat berat (excavator) itu. Kemarin bilang beli dari warga yang sudah dikumpul, tapi dong tidak ambil batunya,” ujarnya.

Udin menuturkan kegiatan galian C arahan langsung kepala desa dan BPD yang telah menyetujuinya. Padahal, mereka sendiri tahu bahwa sebelum masuknya proyek rumah sakit, ia bersama warga setempat lebih dulu mengumpulkan batu lalu menjualnya.

“Kepala Desa dan BPD kasih izin. Padahal itu mata pencarihan kami di sini sebagai tukang kumpul batu dan untuk dijual, dong ambil batu situ sudah banyak mungkin sekitar 300 kubik, satu hari saja dump truk yang besar muat 25 kali,” tandasnya.

Haerudin Muhammad
Editor
Radar Malut
Reporter