Radarmalut.com – Wartawan di mengusir sejumlah personel Basarnas ketika hendak masuk di RSUD . Hal tersebut karena mereka menilai proses pencarian mendiang yang dilakukan tidak maksimal.

Kasi SDM Basarnas Ternate, Bram Madya dan dua personelnya itu mendatangi RSUD untuk berkoordinasi memulangkan jenazah Jurnalis Metro TV Sahril Helmi ke kelahirannya di Desa Bisui, Kecamatan Tengah.

Namun baru sampai di halaman RSUD Labuha, wartawan yang tergabung dalam tim pencarian mencegat dan ketiga personel dari Kantor Pencarian dan Pertolongan untuk masuk. Mereka berdalih Basarnas Ternate hanya duduk santai.

Samsul Bahri, salah satu jurnalis, mengatakan teman-teman yang masuk dalam tim pencarian selama tiga hari di perairan Pulau Kayoa dan pesisir Kecamatan Bacan Barat Utara lalu berakhir di Bacan Timur tempat ditemukannya jenazah Sahril Helmi.

“Proses pencarian, kami mulai dari pelabuhan speedboat Babang pada Rabu (5/2). Kami menemukan sebuah rompi diduga dikenakan almarhum Sahril Helmi, kemudian kami lanjut, Jumat (7/2) dimulai dari Babang menuju Bacan Barat Utara-Kasiruta Timur dan hari ini,” katanya, Sabtu (8/2/2025).

Samsul menyebut Basarnas Ternate lambat mencari korban, maka Jurnalis Halmahera Selatan tidak mengizinkan pihak Kantor Pencarian dan Pertolongan mengambil alih jenazah Sahril Helmi di ruangan pemulasan. “Kami menolak Basarnas untuk masuk di rumah sakit,” pungkasnya.

***

Tim Radar
Editor
Radar Malut
Reporter