Radarmalut.com – Belasan warga Desa Maba Sangaji, Halmahera Timur, Maluku Utara, protes kepada PT Position karena menyerobot lahan mereka tetapi berujung dipolisikan. Hutan di wilayah itu nampak gundul dan sungai pun sudah tercemar dari tambang nikel tersebut, dengan luas konsesi kurang lebih 4.017 hektare.
Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Maluku Utara, Julfikar Sangaji mengungkapkan, sejumlah warga dilaporkan ke Polres Halmahera Timur oleh Ansorie Pariadie yang merupakan pihak PT Position ketika melakukan aksi di lokasi beroperasinya perusahaan.
Lebih lanjut, warga yang dilaporkan, yakni Alaudin Salamudin, Merek Salasa, Barton, Nuhu Bakir, Tauhid Samaun, Sahrudin Awat, Nahrawi Salamudin, Yasir Samad, Asis Bakir, Umar Manado, dan Sahil Abubakar. Sebelas orang ini diminta hadir di ruang unit Reskrim Polsek Maba Selatan pada Sabtu, 19 April 2025 pukul 11.00 WIT.
“Warga resah karena kebun dan hutan dibabat habis tanpa mempedulikan dampak yang akan ditimbulkan, sehingga puncaknya mereka mendatangi lokasi PT Position lalu merampas kunci alat berat mengakibatkan lumpuhnya aktivitas perusahaan,” katanya, Senin (21/4/2025).
Julfikar menjabarkan, aksi protes bermula saat puluhan warga mendatangi kawasan pertambangan nikel PT Position di wilayah hutan Maba Sangaji. Pada 16-17 April 2025 mereka memulai perjalanan menuju lokasi tambang yang dibagi dalam dua kelompok.
Penyusuran dilakukan sejauh puluhan kilometer menggunakan perahu ketinting. Sampai di titik lokasi, Jumat 18 April 2025, mereka naik pitan ketika menyaksikan sungai sudah tercemar dan hutan seluas 700 hektare telah gundul. Warga kemudian menghentikan seluruh aktivitas dengan merampas kunci alat berat.
“Kawasan perbukitan yang ditumbuhi pepohonan lebat itu, kini terlihat gundul. Bahkan, sungai Maba Sangaji sebagai induk dari beberapa anak sungai yang selama ini diakses oleh warga Kota Maba, rusak tak terpulihkan,” jelasnya.
Selain itu, JATAM juga mencatat jaringan dan aktor di dalam struktur pemegang saham PT Position dikuasai PT Tanito Harun Nickel sebesar 51 persen. Sementara sisanya dipegang Nickel International Kapital, yang berbasis di Singapura.
PT Tonito Harus Nickel adalah perusahaan yang terafiliasi dengan PT Harun Energy Tbk, yang diketahui milik Kiki Barki. Ia menduduki peringkat ke-33 dari 50 orang terkaya di Indonesia versi Forbes 2023.
***