Radarmalut.com – Aksi bejat seorang pelatih taekwondo berinisal RH (30) di Ternate, Maluku Utara karena diduga telah melakukan pencabulan terhadap muridnya sendiri N (11). Perbuatan tak terpuji itu bukan hanya sekali dilancarkan, sehingga kini korban pun mengalami trauma.
Kasus tersebut sudah dilaporkan ke Polsek Ternate Selatan, namun pelaku belum juga ditahan dengan dalih masih dalam penyelidikan. Kuasa Hukum N, Zulfikran Bailussy mengatakan, peristiwa pencabulan yang dilakukan oleh RH sudah lebih dari satu kali dan kejadian pertamanya pada 7 bulan lalu.
“Pelaku membawa para muridnya untuk mengikuti kejuaraan taekwondo di Aula Kampus Muhamadiyah Maluku Utara. Di situ mereka menginap, namun ketika istirahat pelaku mendatangi korban lalu berbaring disebelahnya dan tanpa pikir panjang memulai aksinya,” katanya, Sabtu (6/7/2024).
Menurutnya, N menyadari bahwa RH telah berbuat hal tak senonoh kepadanya sehingga ingin berteriak, namun mulutnya langsung ditutup lalu diancam jangan sampai menceritakan ke orang lain. Tak hanya itu, kejadian selajutnya di salah satu hotel setelah pulang latihan.
“Aksi bejat kembali dilakukan di salah satu hotel usai pulang latihan taekwondo, dengan modus beristirahat sebentar. Selesai dari situ, korban lalu diantar pulang ke rumahnya,” jelasnya.
Kemudian berikutnya, lanjut Zulfikran, dilakukan di halaman Asrama Brimob di Kelurahan Fitu, Kecamatan Ternate Selatan. RH beralibi menghukum N karena telah melakukan kesalahan pada saat latihan, jadi harus mengikuti semua kemauannya.
“Selesai latihan pelaku menahan korban dan memerintahkannya menunggu di dalam mobil, dengan alasan memberikan hukuman karena telah melakukan kesalahan. Usai berbuat, kemudian korban diancam supaya tidak melaporkan kejadian tersebut kepada orang tuanya,” ungkapnya.
Zulfikran menyebut, orangtua N menaruh curiga karena sering kemalaman kalau pulang latihan dan raut wajahnya murung. Sampai beberapa jadwal latihan taekwondo N tidak mau datang lagi, sehingga teman-temannya ke rumah untuk membujuknya, yang belakangan diketahui diperintahkan RH.
“Timbul kecurigaan dari orangtua korban, sebab setiap pulang latihan di atas pukul 22.00 WIT. Korban tidak mau ikut latihan, pelaku menyuruh murid lainnya datang menghadap di rumah korban agar mengajaknya kembali latihan,” bebernya.
Tinggalkan Balasan