Radarmalut.com Hidayat Teapon (32) dan rekannya Bahri Aufat (37) sampai sekarang masih menghirup udara segar. Pasalnya, insiden yang terjadi akhir bulan lalu tersebut belum ada progres penetapan siapa otak dari tindakan kriminal itu.

Peristiwa tersebut Senin (29/4/2024) sekitar pukul 02.35 dini hari di Waihama, Sanana, Kepulauan Sula, Utara. Hidayat mengalami luka cukup parah sehingga masih mendapat perawatan intensif di RSUD Chasan Boesoirie .

Pihak keluarga korban, Idham Teapon mempertanyakan kinerja Kepulauan Sula yang hingga kini belum menahan pelaku penikaman adiknya. Padahal, terhitung dari kejadian sampai sekarang sudah hampir tiga mingguan.

“Kami keluarga korban meminta kepada kepolisian agar segera menangkap pelaku, karena kalau dibiarkan seperti ini keluarga merasa tidak tenang,” katanya kepada radarmalutcom, Sabtu (18/5/2024).

Idham mengaku, adiknya mengalami luka di bagian perut akibat dari penikaman orang tak dikenal pada acara pesta joget beberapa minggu lalu. Sehingga masih menjalani perawatan di . “Adik saya masih dirawat di Rumah Sakit Ternate,” ungkapnya.

Terpisah, Kapolres Kepulauan Sula AKBP Kodrat Muh Hartanto mengatakan, usai menghadiri kegiatan baru bisa memberikan keterangan terkait perkembangan penikaman yang sementara ditangani.

“Mohon waktu setelah kegiatan saya infokan perkembangan penanganannya ya. Terima kasih,” ujarnya saat dikonfirmasi lewat sambungan via WhatsApp.

Sebelumnya, kasus penikaman bermula pada pesta joget di Desa Waihama, ketika menjelang dini hari terjadilah keribukan antara setempat dan pemuda dari Desa Fogi, entah motifnya tidak diketahui pasti.

Situasi yang tak bisa terkendalikan, karena salah dari warga Desa Waihama terkena tonjok dari pemuda Fogi. Sehingga kedua korban ini berinisiatif untuk melerai namun tiba-tiba datang orang tak dikenal menikam keduanya menggunakan sebilah pisau lalu melarikan diri.

Hidayat Teapon terkena tusukan perut sebelah kiri dan Bahri Aufat bagian pinggang belakang sebelah kanan. keduanya lansung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sanana untuk mendapatkan perawatan medis.

***

Haerudin Muhammad
Editor
Radar Malut
Reporter